VARIASI VOKAL (KECEPATAN BICARA)

Categories:

VARIASI VOKAL

(KECEPATAN BICARA)

Oleh: Anindita Chairilina

  1. Latar Belakang

Kecepatan penyampaian (rate of deliver) Anda ditentukan oleh Anda sendiri, dengan berapa jumlah kata yang dapat Anda baca dalam satu periode waktu. Pada umumnya newscasters, penyiar komersial yang menyampaikan iklan dengan agresif, membaca dengan cepat tetapi tenang. Sedangkan naskah-naskah dokumenter (documentary narration), musik klasik dan iklan layanan masyarakat (public service announcement) sebaiknya dibaca lebih perlahan.

Meskipun adalah benar bahwa ada orang yang cepat dalam berpikir, dan juga berbicara dengan cepat, sebagai bagian dari susunan kepribadiannya mereka sendiri, namun yang terbaik adalah mencoba suatu gerak yang rata-rata. Gerak laju rata-rata itu tidak terlalau cepat dan tidak pula terlalu lambat. Ia memberi kesempatan untuk artikulasi yang jelas, bahkan pada saat cara penuturan, ketegangan, atau luapan kegembiraan menuntut sebuah percepatan gerak-laju itu untuk menyesuaikannya dengan suasana batin, sedangkan penjelasan atau bergerak melalui sebuah pemikiran yang sukar akan meminta suatu tempo yang lebih lambat.

Istirahat sebentar adalah penting sekali dalam mengumpulkan kata-kata. Kita tidak memikirkan titik-koma, dan titik ketika berbicara. Akan tetapi, kita berhenti sebentar, yang merupakan tanda-tanda baca dari sebuah pembicaraan. Istirahat sebentar memberikan kesempatan kepada pendengar untuk memusatkan perhatian kepada apa yanng baru saja didengarnya, dan mempersiapkannya untuk apa yang akan datang selanjutntya. Tentu saja, istirahat sebentar itu biasanya bersamaan waktunya dengan tanda-tanda baca itu, namun keadaannya tidak selalu demikian. 

  • Landasan Teori

Sebagai landasan untuk membahas kasus ini, dirujuk beberapa teori yang berhubungan dengan permasalahan yang sudah ditentukan. Landasan teori ini berisi tentang:

Setiap orang memiliki agenda kerja dan target dalam kaitannya dengan waktu yang cenderung terbatas. Waktu mejadi sangat mahal atau berharga sehingga hampir sebagian besar audiens tidak menginginkan sebuah presentasi yang terlalu  panjang atau bertele-tele. Salah satu dari sekian aspek penyebab terjadinya acara yang bertele-tele adalah tempo bicara pembawa acara atau presenter yang lambat.

Alasan ini pula yang kemudian yang menyebabkan munculnya kebutuhan akan hadirnya seorang pembicara yang dapat berbicara dengan tempo cepat. Namun, hal ini ada dampak buruknya, yakni suasana menjadi terburu-buru. Selain itu, si pembicara publik yang ingin segera menyelesaikan presentasinya, cenderung bicara terlalu cepat, sehingga ia terkadang lupa akan isi dan asal main tabrak.

  1. Tempo Berbicara

Tempo bicara yang ideal adalah tempo yang tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat. Tempo sedang dapat dikatakan baik, namun kalau seorang pembicara menghadapi waktu yang terbatas atau keadaan memaksa, ia harus dapat menyelesaikan presentasinya dengan cepat. Layaknya mobil sport, menginjak pedal gas untuk menambah kecepatan adalah solusinya. Sebaliknya, kalau ia diminta untuk memperlambat acara, hal ini justru cenderung susah dilakukan karena apabila diumpamakan, manusia terbiasa melangkah maju bukannya mundur. Hal ini terjadi pula pada cara bicara manusia yang cenderung lebih mudah bicara cepat daripada lambat.

Setiap orang punya alasannya sendiri yang menyebabkan ia bicara terlalu cepat. Alasan itu bisa karena ia ingin segera menyelesaikan presentasinya secepat mungkin atau justru karena ada pihak tertentu yang menginginkan ia berbicara tidak terlalu lama.

Alasan bicara cepat:

  1. Kesan buruk terhadap tempo bicara lambat

Asumsi audiens terhadap pembicara yang bicara dengan tempo sangat lambat adalah pembicara tersebut tidak mempersiapkan diri, atau tidak menguasai materi yang dibawakannya, atau tidak percaya diri.

  • Adrenalin berlebihan

Pembicara yang berani naik ke mimbar pada umumnya sudah mempersiapkan diri. Keinginan untuk tampil sukses, meningkatkan jumlah adrenalin dalam aliran darah si pembicara untuk naik ke atas mimbar. Sering kali jumlah adrenalin ini berlebihan dan tidak dapat dikendalikan sehingga adrenalinlah yang mengendalikan kata-kata bukan pembicara.

  • Diminta segera menyelesaikan presentasi karena ada perubahan waktu mendadak

Contohnya ketika pembicara sedang melakukan presentasi, panitia meminta agar pembicara mempercepat bicaranya karena ada perubahan waktu mendadak.

  • Pembicara baru cenderung meniru gaya idolanya

Sangat riskan jika kita sudah berada diatas panggung tapi pikiran kita masih berusaha menghafal gaya bicara orang lain dan ingin meniru gaya idola kita

  • Kecenderungan ingin mengakhiri acara secepat mungkin

Tugas bicara di depan publik bagi sebagian orang yang merasa tidak percaya diri, enggan, dan tidak punya gairah (minat) sering dirasa sebagai siksaan. Presentasi tetap dilakukan, tetapi dalm hatinya ia menolak atau tidak menyukai tugas itu. Tanpa ia sadari munculah dalam benaknya dorongan untuk segera menuntaskan acara yang dibawakannya.

Kebanyakan orang berbicara terlalu cepat sepanjang waktu. Kecepatan berbicara kadang-kadang menjadi musuh untuk artikulasi yang jelas. Ada batas yang tidak dapat dibantah terhadap kecepatan membaca yang dapat dicapai tanpa mengorbankan artikulasi yang baik. Pada umumnya kita menilai bahwa pembicaraan kita sendiri sempurna. Hal ini tidak diragukan lagi bahwa yang dinilai adalah tempo.

  1. Variasi dalam waktu

Gerak-laju (rate), istirahat (pause), dan kumpulan kata-kata (word grouping) berbeda dengan tiap-tiap orang. Sebagai bagian dari kode komunikasi seseorang, semua variasi dalam penentuan waktu itu adalah penting karena ia membantu pembicara itu mengkomunikasikan aliran pemikirannya.

Kebiasaan berbicara terlalu cepat

· Terlalu terburu menyampaikan suatu kalimat

· Tidak menguasai bahasa yang disampaikan (misal pengucapan bahasa asing)

· Kebiasaan menggunakan bahasa informal (bahasa sehari-hari)

  • Improvisasi Kecepatan Bicara

Beberapa tips untuk melatih kecepatan bicara bisa dilakukan dengan :

  1. Mengikuti speech contest dalam komunitas public speaking di wilayah Anda
  2. Merekam beberapa penampilan presentasi Anda dengan video
  3. Menyaksikan kembali hasil rekaman video penampilan Anda
  4. Meminta seorang profesional coach (mentor) untuk mengamati presentasi Anda dalam memberi saran mengenai presentasi tersebut sehubungan dengan aspek-aspek bicara apa yang masih kurang dan yang perlu mendapatkan lebih banyak perhatian
  5. Bandingkan dan nilai sendiri penampilan Anda dengan lima penampilan sebelumnya. Apakah bicara Anda lebih cepat atau lebih lambat? Apakah terjadi perubahan atau konstan?
  6. Ambil sebuah artikel koran atau majalah. Hitung jumlah kata/ karakternya antara 130 sampai 150 kata, karena jumlah itu adalah kecepatam rata-rata seseorang membaca dalam tempo sedang dalam satu menit. Kemudian cobalah membaca artikel tersebut dan hitunglah berapa kata yang dapat Anda baca dalam waktu satu manit dengan menggunakan pembatas waktu (stop watch). Evaluasi hasil latihan Anda
  • Rahasia Sukses Variasi Vokal

Kemampuan kita menyuarakan isi pesan tiga kali lebih penting daripada isi pesan itu sendiri. Karena tanpa suara yang baik, sebuah pesan dapat diumpamakan sebagai tubuh manusia yang sudah mati atau jasad tanpa nyawa.

Rahasia sukses lainnya terletak pada kemampuan pembicara untuk mengetahui secara sadar dan tepat kapan seharusnya mengubah volume, kapan sebaiknya menahan laju langkah suara, kapan harus melebarkan langkah suara, dan kapan meninggikan lengkingan suara. Tentu saja, hal pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki kualitas suara. Cari ruang yang cukup luas serta tertutup karena perlu berlatih bicara dengan suara keras sebelum berlatih, ketahui dahulu empat komponen penting rahasia sukses variasi vokal yang ditentukan oleh: volume, pace, pitch, dan colour.

Melatih volume

Saat Anda membaca naskah presentasi, cobalah untuk melatih kata-kata mana yang Anda rasakan tepat untuk ditambahkan atau dikurangkan suaranya.

  • Dengan bisikan keras ucapkanlah:

Minggu lalu saya pergi ke Amerika dengan pesawat terbang nasional.

  • Dengan suara lembut ucapkanlah:

Minggu lalu saya pergi ke Amerika dengan pesawat terbang nasional.

  • Lebih kencang lagi, ucapkanlah:

Minggu lalu saya pergi ke Amerika dengan pesawat terbang nasional.

  • Super kencang dan lantang ucapkanlah:

Minggu lalu saya pergi ke Amerika dengan pesawat terbang nasional.

Anda akan mulai merasakan betapa berbedanya setiap kalimat bagi Anda dengan jenis volume yang berlainan. Kita coba metode lain dengan mengganti kalimat dibaris kedua.

  • Dengan bisikan keras ucapkanlah:

Minggu lalu saya pergi ke Amerika dengan pesawat terbang nasional.

  • Dengan suara keras ucapkanlah:

Paman saya dari Australia datang hari minggu, menuju ke pasar Minggu sambil membawa buku.

Sekarang coba sebaliknya:

  • Dengan suara keras ucapkanlah:

Minggu lalu saya pergi ke Amerika dengan pesawat terbang nasional.

  • Dengan bisikan keras ucapkanlah:

Paman saya dari Australia datang hari minggu, menuju ke pasar Minggu sambil membawa buku.

Perubahan volume suara juga dapat kita latih dengan mengucapkan sebuah kalimat yang setengahnya kita suarakan dengan lembut dan setengah sisanya dengan suara keras.

Nama saya Andre dan saya menyukai mobil jeep

Suara lembut  <  Suara keras

Nama saya Andre dan saya menyukai mobil jeep

Suara keras  <  Suara lembut

Bukalah mulut sedikit lebih besar dari biasanya. Jangan berkerut, sisakan ruang yang cukup di dada sehingga suara Anda bebas keluar. Keluarkan suara sedikit lebih besar dari biasanya, Anda akan merasakan seolah-olah Anda melakukan percakapan biasa namun bisa didengar orang banyak.

  • Melatih Pace

Jangan terlalu cepat. Itulah kunci berbicara di depan publik. Berikan waktu kepada audien untuk mendengar dan menelaah kata-kata Anda. Berikan juga waktu untuk Anda sendiri untuk memikirkan apa yang akan diucapkan berikutnya. Tempo cepat terkadang diperlukan terutama untuk menunjukan Anda energik. Tempo lambat juga diperlukan khususnya pada topik-topik yang Anda anggap penting. Berhenti sejenak sebelum dan sesudah menyampaikan pernyataan yang penting dan panjang, ambil nafas dan sesekali melihat ke arah audien Anda. Seorang pembicara yang baik sangat mahir. dalam memainkan tempo yang membuat pembicaraanya menarik dan penuh kejutan.

Perhatikan lagu favorit kita, tempo lagunya tidak sama, ada yang cepat (semangat) dan lambat (keharuan).

  • Latih dengan pace sedang. Contoh: Inilah mengapa penting sekali bagi kita semua untuk mengenang para pahlawan bangsa.
  • Ucapkan frasa di bawah ini dengan pace yang lebih lambat. Contoh: Ki Hajar Dewantoro, Budi Utomo, Bung Hatta.
  • Diamlah sejenak dan lanjutkan dengan pace yang lebih cepat. Contoh: Jadi hadirin sekalian, saya harapkan Anda semua bisa mengingat para pahlawan pendidikan yang telah berjasa mengantarkan kita menuju kebangkitan bangsa Indonesia, karena Anda semua pun akan memasuki lembaga pendidikan ini untuk membangkitkan diri sendiri baru Anda akan membawa bangsa kita pada kebangkitannya kembali.
  • Melatih Jeda

                        Pada saat jeda harus mengamati para audiensi, tatap mata mereka dan mereka akan melihat Anda mencari dan mereka pun menunggu apa yang Anda akan temukan.

                        Latih jeda ini dengan volume suara yang keras dan pace yang tepat. Contoh: Dia sudah dipenjara, dia sudah dibuang ke Bengkulu, bahkan ke Merauke.

  • Tangga Nada atau Kunci Nada (pitch)

Pitch adalah kekayaan suara atau nada suara yang ditentukan oleh frekuensi getaran atau vibrasi gelombang suara.

Berbicara secara umum, tangga nada suara yang rendah (low pitched voices) lebih menyenangkan daripada tangga nada suara yang tinggi (high pitch voices). Kecuali, bila suara didorong jauh di bawah tangga nada, maka akan terdengar suara yang tidak wajar, tidak alami atau bahkan aneh kedengarannya.

Selain itu, Anda seharusnya berbicara pada tingkat tangga nada terendah (lowest pitch level). Ini menyenangkan dan terasa nyaman.

Bila anda memiliki suara dengan tangga nada alami, yaitu rendah, jangan mendorongnya lebih ke bawah karena akan terdengar seperti dibuat-buat atau dipaksakan atau seperti suara yang dikeluarkan dari tenggorokan yang terdengar seperti suara parau.

Bagaimanapun, tangga nada suara nada (pitch) harus meyakinkan diri Anda bahwa Anda tidak akan berbicara dengan nada suara yang paling rendah secara terus-menerus, karena berbicara dengan baik memerlukan variasi atau perubahan-perubahan dalam nada suara.

Bila Anda selalu berbicara dengan nada suara yang terendah, maka Anda akan menemui kesulitan untuk mengucapkan kata-kata dengan merendahkan pitch Anda. Labih jauh lagi, suara yang tetap berada dibawah akan terdengar bergaung seperti ruang di bawah tanah, terdengar seperti dipaksakan dan monoton.

Pitch ditentukan oleh tingkat getaran (rate of vibration) dari lipatan suara (vocal folds). Semakin cepat bergetar, pitch akan semakin meninggi.

Melatih pitch

Selain volume, kecepatan, tinggi rendah nada bicara pun ikut berperan. Menggunakan tinggi nada yang tepat dapat membantu menjelaskan emosi. Para pembicara handal biasanya memiliki jarak hingga 10 nada. Caranya berdiri tegak dan hitung dari 1-10 saat mengucapkan setiap angka gunakan nada terendah sampai tertinggi dan sebaliknya.

            Contoh dari nada rendah ke tinggi dan sebaliknya:

            Saya pernah ke sana. Saya pernah ke sana. Saya pernah ke sana.

Orang muda cenderung berbicara dengan nada suara lebih tinggi daripada orang tua. Bagi orang muda, kecenderungan menggunakan nada tinggi biasanya dikarenakan faktor emosi. Sementara orang tua karena kematangannya lebih bisa mengatur tinggi rendahnya suara.

Setiap orang mempunyai pitch yang berbeda-beda dan pada situasi apa ia sedang berada. Dalam konteks berbicara di depan publik banyak, suara tinggi salah satunya biasanya disebabklan oleh rasa gugup yang tidak bisa dikontrol.

Seseorang yang terlahir dengan pitch yang tinggi. Apabila ia ingin menjadi pembicara publik yang baik, latihan dengan instruktur khusus mutlak diperlukan.

  • Melatih Colour (Kualitas Suara)

                        Enak didengar jika pembicara fasih mengucapkan kalimatnya dengan nada dengan sesuai dengan emosi pada setiap katanya.

                        Dalam menyampaikan pesan kerap muncul silih berganti perasaan marah, penyesalan, ceria, kesungguhan, dan kekecewaan.

                        Setiap kata memiliki makna, yang membicarakan seorang pembicara marah atau gembira adalah kualitas suaranya.

            Latihan: libatkan perasaan, ucapan kata persetujuan dan penolakan, seperti “baiklah” dan “jangan” dalam berbagai emosi.

  • Berlatih
  • Kalimat untuk berlatih, ucapkan kalimat dengan perasaan sesuai:

Aku merasa beruntung hari ini.

Sungguh melelahkan pengalamanku.

Bukan aku, kok.

Kapan, ya, dia akan tiba?

  • Alur emosi. Hitung 1-10 perlahan, coba pada setiap hitungan masukkan emosi mulai dari sedih sampai sangat gembira.
  • Inti kata: perlu penekanan pada kata yang menjadi pesan utama
  • Aksen.

           Fungsi aksen adalah untuk menonjolkan kata-kata tertentu, karena dianggap penting dan diharapkan pendengar memberikan perhatian yang lebih khusus pada kata tersebut. Penggunaan Aksen umumnya membuat kecepatan bicara penyiar menjadi lebih lambat pada kata tersebut, karena pengucapan kata tersebut sedang ditekan. Prinsipnya selain fluktuasi intonasi pada kata-kata diaksen tersebut sangat curam, kecepatan bicarapun diperlambat, lebih lambat dari kata dan kalimat yang tidak di-aksen.

           Sebagai gambaran, kalau kita membaca media cetak, maka aksen pada tulisan di media cetak tersebut adalah kata-kata yang dicetak dalam huruf tebal atau berhuruf miring atau bisa juga diberi garis bawah. Yang intinya hendak menonjolkan kata-kata tertentu.

Contoh: Macam mana pula kau.

               Dikuburlah kau.

               Dimakan cacing pulalah kau.

  • Karakter suara. Seperti ada tokoh yang dikutip: tirukanlah suaranya.
  • Kombinasi, gabungkan semua unsur: berlatih volume, tinggi nada, jeda, karakter suara, aksen, dan lainnya.

Paling mudah adalah berlatih dengan membaca sajak.

KESIMPULAN

Kecepatan dalam berbicara akan memberi kesan tertentu pada penyiar. Terutama kesan apakah penyiar tersebut sedang malas, tidak bersemangat atau sebaliknya. Namun yang perlu diperhatikan, kecepatan bicara tidak menyebabkan penyiar itu terkesan dinamis atau monoton. Karena dinamika dan monotonitas disebabkan lebih banyak oleh intonasi. Sedangkan kecepatan bicara merupakan faktor pelengkap yang akan memperkuat intonasi. Karena itu kecepatan berbicara lebih dekat pada faktor kenyamanan yang mendengar dengan berkesimpulan penyiar tersebut sedang bersemangat atau loyo.

Tadinya ada penyiar yang berpikir, semakin cepat dia bicara berarti semakin terhindar dia dari kemungkinan monoton. Padahal apabila dia bicara dengan cepat tapi intonasi yang datar dan tidak berfluktuasi hasilnya tetap saja monoton.

Banyak yang berpendapat agar  didengar kita harus berbicara keras. Ketahuilah keberhasilan dalam berbicara tidak selalu ditentukan oleh kerasnya suara. Jika anda khawatir Anda tidak didengar karena ruangan yang terlalu besar atau audien yang terlalu banyak, gunakan pengeras suara. Berbicara keras-keras bukanlah solusi yang baik.

Volume suara ketika Anda berbicara di depan publik hanya sedikti lebih keras dari volume Anda dalam percakapan sehari-hari. Berbicara dengan volume yang keras diperlukan pada momen-momen tertentu saja. Selebihnya berbicara keras hanya akan merusak tenggorokan dan membuat audien Anda stres,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *