SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan
Jalan Cilenggang 1 Serpong – Tangerang Selatan. 15310e-mail: indahelkarim@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam belajar biologi pada konsep animalia dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkannya. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2020/2021 dengan menggunakan metode survei. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas X berjumlah 175 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes pilihan ganda dan non tes berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa 86% siswa mendapatkan nilai dibawah KKM yang berarti peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep animalia sangat tinggi dan hasil dari analisis kuesioner menunjukan bahwa faktor eksternal yang paling mempengaruhi kesulitan belajar siswa yaitu faktor materi dengan persentase sebesar 71,7% dan guru dengan persentase sebesar 71%. Kedua faktor ini memiliki persentase yang paling besar dibandingkan faktor sekolah, faktor lingkungan dan faktor keluarga, masing-masing dengan persentase 68,4% 57,7% dan 65,2%. Faktor internal yang paling mempengaruhi kesulitan belajar yakni pada indikator sikap terhadap proses pembelajaran dan disiplin dalam belajar memiliki nilai rata-rata yang sama yakni 2,7 dengan menggunakan skala 4. Kata
Kunci : konsep animalia, faktor kesulitan belajar.
ABSTRACT
This research purposed to find the difficulties experienced by students in studying Biology at Animalia concept and what factors are causing it. This research conducted in five schools which located in the district of Serpong, among them SMAN 2 Tangerang Selatan, SMAN 7 Tangerang Selatan, SMAN 12 Tangerang Selatan, MAN Serpong and SMA 22 PGRI Serpong in academic year 2015/2016 using survey method. Sampling technique that used in this research was random sampling. The sample was the first grade consist of 175 students. The research instrument that employed in this research was a multiple choice test and questionnaire. Data analysis use objective test and the result is 86% student’s got grade under achievment it’s mean that the student’s have difficulties experience in understanding of Animalia conceptin high category. The result from questionnaire analysis show that external factors most affect students learning difficultie, they are material factors with the percentage of 71.7% and the percentage of teachers 71%. Both of these factors have the greatest percentage than the school factors, environmental factors and family factors. Which is 68.4% of school factors, environmental factors of 57.7% and 65.2% of family factors. Internal factors that most influence learning difficulties is the indicator of attitude learning process and discipline in the study have an average value of similar 2.7 and use a scale 4.
Keywords: animalia concept, learning difficulties factor
PENDAHULUAN
Biologi sebagai salah satu bidang IPA memberikan berbagai pemahaman belajar untuk memahami konsep terkait mahluk hidup dan interaksi dengan lingkungannya. Pada materi biologi kelas X dikelompokkan menjadi dua bagian yakni materi yang bersifat mikroskopis dan makroskopis. Materi yang bersifat mikroskopis meliputi virus, archaebacteria dan eubacteria, protista, dan jamur. Makroskopis meliputi ruang lingkup biologi, keanekaragaman hayati, plantae, animalia, ekologi, dan perubahan lingkungan.
Melihat kenyataan yang ditemukan di lapangan, nampak terdapat kesamaan terhadap materi yang dianggap sulit pada kelas X di SMA se wilayah Kecamatan Serpong yakni pada konsep animalia, fungi, dan plantae, sedangkan materi yang dianggap sangat sulit oleh siswa adalah materi virus.[1] Diantara materi tersebut nilai persentase kesulitan pada materi animalia tertinggi dibandingkan dengan materi lainnya. Hal ini disebabkan isi materi yang dibahas cukup banyak yang meliputi invertebrata dan vertebrata yang setiap materi membahas mengenai ciri-ciri setiap filum, cara reproduksi setiap filum, klasifikasi dan peran dari setiap filum. Berdasarkan informasi dari guru, bahwa peserta didik sulit memahami isi (konsep) pada submateri invertebrata. Anggota dari invertebrata terdiri dari 8 fillum, diantaranya fillum porifera, coelenterata, plathyhelminthes nematelminthes, annelida, mollusca, echinodermata, dan artropoda. Sedangkan vertebrata meliputi semua anggota filum chordata, yaitu pisces, amphibi, reptilia, aves dan mammalia. Masing-masing kelompok hewan tersebut memiliki karakteristik tersendiri, baik bentuk, struktur, dan cara perkembangbiakannya.[2] Berdasarkan informasi yang didapat melalui wawancara dengan peserta didik letak kesulitan peserta didik terdapat pada pemahaman isi (konsep) dari setiap filum yang meliputi ciri-ciri, klasifikasi filum serta contoh-contoh setiap kelas,
reproduksi, dan peranan setiap filum tersebut. Selain itu, menurut peserta didik di lima sekolah Kecamatan Serpong masih belajar dengan cara hafalan untuk memahami konsep animalia. Menghafal tetap diperlukan, tetapi tidak dijadikan dasar untuk memahami konsep. Sehingga cara hafalan memiliki kelemahan yaitu informasi yang diterima tidak dikaitkan dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh sebelumnya sehingga konsep-konsep yang diterima menjadi mudah dilupakan.
Uraian di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai faktor yang menyebabkan kesulitan dalam belajar biologi pada Peserta Didik Kelas X di SMAN 12 Tangsel ”. Penelitian ini akan melakukan analisis terhadap faktor kesulitan dalam belajar guna untuk mengetahui faktor yang menyebabkan kesulitan peserta didik dalam memahami pelajaran biologi khususnya pada konsep animalia. Penelitian ini dirasakan perlu dilakukan melihat kesamaan hasil dari sebaran angket yang memilih materi animalia sebagai materi yang dianggap sulit oleh kelas X.
[1] Lampiran 3, h. 87.
[2] Didik Priyandoko dan Kusnadi, Biologi X, (Jakarta: Piranti Darma kalokatama, 2013), h. 165.
BAHAN DAN METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variable-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.[1] Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode survei digunakan untuk melakukan penarikan kesimpulan secara umum dari sampel yang ditentukan. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan, yang beralamat di Jl. Cilenggang 1 Kecamatan Serpong, Kota Tangerang
Selatan. Waktu penelitian ini pada tanggal 5 Januari – 19 Januari 2020.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini kelas X MIPA sebanyak 175 siswa, sampel diambil berdasarkan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya. Untuk mengetahui siswa mengalami kesulitan atau tidak dalam belajar konsep animalia, maka penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu Tes dan Kuesioner atau angket.
[1] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet.Ke IX. h. 72-73.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh selama penelitian berupa pemberian tes tertulis, angket atau kuesioner dengan responden yang meliputi tanggapan atau respon peserta didik mengenai materi animalia dan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan peserta didik dalam memahami konsep biologi pada konsep animalia. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisa untuk menunjukan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang dialami peserta didik yang dapat dilihat pada perolehan hasil tes objektif dan kuesioner. Aspek kesulitan peserta didik dalam memahami konsep animalia pada tahap soal dapat dilihat dari hasil jawaban peserta tes yang berupa pemahaman konsep yang terdapat pada Tabel 4.1
Sekolah | Rata-rata perolehan nilai | SD | Me | Mo |
X MIPA 1 | 41 | 22,43 | 40 | 28 |
X MIPA 2 | 40 | 21,13 | 42 | 24 |
X MIPA 3 | 47 | 20,24 | 44 | 28 |
X MIPA 4 | 32 | 14,08 | 36 | 28 |
Rata-rata | 40 | 19,47 | 40,5 | 27 |
Peserta Didik Kelas X di SMAN 12 Tangsel[1]
Berdasarkan Tabel 4.1 bahwa 175 siswa dari keempat kelas memiliki nilai rata-rata yang berbeda, nilai rata-rata tertinggi yaitu X MIPA 3 sebesar 47, sedangkan nilai rata-rata yang terendah pada X MIPA 4 sebesar 32. Nilai modus bermakna nilai yang sering muncul di tiap sekolah, dan nilai standar deviasi bermakna data yang diperoleh terdapat variasi yang sangat tinggi.
Nilai KKM | X MIPA 1 | X MIPA 2 | X MIPA 3 | X MIPA 4 | Total |
< KKM | 33 | 34 | 32 | 29 | 128 |
> KKM | 11 | 10 | 12 | 15 | 47 |
[1]Ibid,.
Berdasarkan Tabel 4.2 yang merupakan hasil tes dalam bentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 25 soal yang diujikan kepada 175 Peserta Didik Kelas X di SMAN 12 Tangsel, dapat di deskripsikan bahwa tingkat kesulitan peserta didik dalam pemahaman konsep animalia pada 4 kelas X MIPA tidak jauh berbeda.
Adapun indikator pembelajarannya adalah : Menyebutkan ciri-ciri umum kingdom animalia, menjelaskan karakteristik hewan avertebrata, menjelaskan peranan hewan avertebrata bagi kehidupan, menjelaskan karakteristik hewan vertebrata, menjelaskan peranan hewan vertebrata bagi kehidupan. Penulis juga memperoleh data sebagai hasil dari penyebaran angket atau kuesioner kepada peserta didik tersebut. Kesulitan belajar yang dialami peserta didik dilihat dari faktor internal yaitu sikap dan minat.
No | Indikator sikap dan minat | X MIPA 1 | X MIPA 2 | X MIPA 3 | X MIPA 4 | Rata-rata |
1 | Sikap terhadap mata pelajaran | 2,7 | 2,4 | 2,6 | 2,6 | 2,6 |
2 | Sikap terhadap proses pembelajaran | 2,9 | 2,7 | 2,6 | 2,7 | 2,7 |
3 | Sikap terhadap materi pokok | 2,3 | 2,4 | 2,3 | 2,3 | 2,3 |
4 | Rajin dalam belajar | 2,6 | 2,7 | 2,4 | 2,6 | 2,6 |
5 | Tekun dalam belajar | 2,2 | 2,4 | 2,4 | 2,3 | 2,3 |
6 | Rajin dalam mengerjakan tugas | 2,6 | 2,7 | 2,2 | 2,5 | 2,5 |
7 | Memiliki jadwal belajar | 2,4 | 2,4 | 2,2 | 2,3 | 2,3 |
8 | Disiplin dalam belajar | 2,7 | 2,7 | 2,6 | 2,7 | 2,7 |
[1] Lampiran 15, h.156-157.
Keterangan : Nilai 3 sampai 4 = Baik, Nilai 2 sampai 2,9 = Sedang, Nilai kurang dari 2 = Kurang.
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa indikator sikap dan minat yang memiliki nilai tertinggi pada X MIPA 1 adalah sikap terhadap proses pembelajaran dengan nilai 2,9, sedangkan pada X MIPA 2 adalah sikap terhadap proses pembelajaran, rajin dalam belajar , rajin dalam mengerjakan tugas, dan disiplin dalam belajar dengan nilai 2,7. Pada X MIPA 3 indikator yang memiliki nilai tertinggi yaitu sikap terhadap mata pelajaran, sikap terhadap proses pembelajaran dan disiplin dalam belajar dengan nilai 2,6. Keempat kelas X tersebut diperoleh nilai rata-rata indikator sikap dan minat tertinggi yaitu indikator sikap terhadap proses pembelajaran dan disiplin dalam belajar, memiliki nilai rata-rata yang sama antar keduanya yakni 2,7 (sedang).
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa, faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik kelas X SMAN 12 Tangsel lebih dominan berasal dari faktor materi dan guru yaitu sebesar 71,7% untuk materi dan 71% untuk guru. Pada faktor materi nilai indikator tertinggi 73,7% yaitu indikator kompleksitas materi, sedangkan pada faktor guru nilai indikator tertinggi 74,2% yaitu indikator metode yang digunakan. Faktor yang memiliki nilai rata-rata terendah yaitu faktor lingkungan, dalam artian tidak berpengaruh secara dominan.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dipahami, bahwasannya terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan belajar pada konsep animalia. Mengacu pada teori dari Suwarto bahwa peserta didik yang mempunyai kesulitan belajar adalah peserta didik yang tidak dapat mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat untuk belajar di tingkat berikutnya, sehingga peserta didik tersebut perlu diadakan remediasi untuk materi yang masih kurang tersebut.[1] Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, penulis mengklasifikasikan faktor-faktor tersebut ke dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri, sedangkan faktor ekternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik atau berasal dari lingkungan.
Dari perhitungan persentase hasil sebaran angket, penulis menyimpulkan bahwa tingkat kesulitan belajar peserta didik untuk materi Animalia disebabkan oleh faktor eksternal, dalam hal ini yang sangat berpengaruh besar adalah faktor materi dan guru. Persentase dari faktor materi sebesar 71,7%. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi Umiyati dan Muhammad Joko Susilo menunjukan bahwa faktor yang menyebabkan kesulitan belajar biologi pada materi virus siswa kelas X.7 di SMA Negeri 1 Sukagumiwang adalah faktor eksternal, yakni yang memiliki nilai persentase tertinggi pada indikator materi pelajaran sebesar 45,86%.[1]
Peserta didik membutuhkan sosok seorang guru yang tidak hanya mumpuni dalam mengajar tapi juga mampu memahami kondisi peserta didiknya, sehingga guru mampu menghadirkan rasa nyaman untuk peserta didiknya. Oleh sebab itu, alangkah lebih baiknya jika sepintar apapun seorang guru dalam suatu pelajaran, setinggi apapun kedudukan seorang guru, dan sesulit apapun peserta didik yang diajar di kelas, seorang guru harus mampu menjadi mediator dan fasilitator yang baik bagi peserta didiknya, menciptakan suasana belajar yang kondusif dan nyaman, serta mampu mengikuti kondisi zaman dimana kepribadian dan kehidupan peserta didiknya pasti berubah dan berbeda-beda. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor utama kesulitan belajar pada pembelajaran biologi kelas X SMAN 12 Tangsel adalah faktor eksternal, dalam hal ini aspek guru.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah materi animalia yang dipilih siswa kedalam materi sulit, kemudian terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa-siswi kelas X pada konsep Animalia di SMAN 12 Tangsel, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yang paling mempengaruhi kesulitan belajar siswa adalah faktor materi dengan nilai persentase sebesar 71,7% dan guru memiliki nilai persentase sebesar 71%. Kedua faktor ini memiliki
persentase yang paling besar dibandingkan faktor sekolah, faktor lingkungan dan faktor keluarga. Yakni faktor sekolah 68,4%, faktor lingkungan 57,7% dan faktor keluarga 65,2%. Faktor internal yang paling mempengaruhi kesulitan belajar yakni pada indikator sikap terhadap proses pembelajaran dan disiplin dalam belajar memiliki nilai rata-rata yang sama yakni 2,7 dengan menggunakan skala 4.
Saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Guru diharapkan dapat membuat metode mengajar yang mendukung peningkatan pemahaman siswa terhadap materi animalia.
- Guru sebaiknya mampu memahami karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing siswa, sehingga dapat dengan mudah mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Umiyati dan Muhammad Joko Susilo, “Perbandingan faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar antara Siswa Kelas X.6 dengan Kelas X.7 pada Mata Pelajaran Biologi Materi Virus (Study Kasus di SMAN 1 Sukagumiwang – Indramayu)”, JUPEMASI P.BIO Vol.1, No.1, 2014. h. 1. Jurnal diakses dari http://jupemasipbio.uad.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/21.-NP_08008041_DEWI-UMIYATI.pdf. pada tanggal 13 Januari 2015 pukul 15.25 WIB.
Didik Priyandoko dan Kusnadi, Biologi X, (Jakarta: Piranti Darma kalokatama, 2013), h. 165.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet.Ke IX. h. 72-73.
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran: panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 87.
Suwarto. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013.
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2011.
Yudhawati, Ratna dkk. Teori-teori Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya. 2011. Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009.
[1] Dewi Umiyati dan Muhammad Joko Susilo, “Perbandingan faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar antara Siswa Kelas X.6 dengan Kelas X.7 pada Mata Pelajaran Biologi Materi Virus (Study Kasus di SMAN 1 Sukagumiwang – Indramayu)”, JUPEMASI P.BIO Vol.1, No.1, 2014. h. 1. Jurnal diakses dari http://jupemasipbio.uad.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/21.-NP_08008041_DEWI-UMIYATI.pdf. pada tanggal 13 Januari 2015 pukul 15.25 WIB.
[1]Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran: panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 87.
[1]Lampiran 10, h. 132.